CIMAHI - Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) menyelenggarakan Webinar bertema “Model Pembelajaran Kreativitas, Inovasi dan Kewirausahaan serta Pengembangan Model Pembelajaran Melalui Proyek Early Warning System berbasis IoT” pada Kamis, 27 November 2025. Dihadiri oleh 542 peserta secara daring melalui zoom dan live streaming youtube, kegiatan ini menghadirkan pembahasan yang membuka sudut pandang baru mengenai cara menghidupkan jiwa wirausaha di lingkungan siswa SMK melalui pendekatan praktik dan pemanfaatan teknologi.
Wandi Herpiandi, selaku narasumber menyoroti bahwa pembelajaran
kewirausahaan di banyak sekolah masih bersifat permukaan, sekadar teori atau
kegiatan berjualan sederhana yang tidak menyentuh keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Padahal, dunia usaha menuntut proses yang utuh, sistematis, dan dekat
dengan dinamika industri. “Siswa perlu merasakan alur lengkap, mulai dari
merumuskan ide hingga menyusun laporan penjualan,” tegasnya.
Berdasarkan hal tersebut BBPPMPV BMTI menginisiasi model
pembelajaran kreativitas, inovasi dan kewirausahaan yang berbasis proyek,
sebuah pendekatan yang membawa siswa masuk langsung ke seluruh alur bisnis.
Mulai dari riset dan analisis pasar, memunculkan ide, membuat prototipe,
mengemas produk, memasarkan, melayani pelanggan, hingga mencatat keuangan
secara rapi. Siswa tidak lagi hanya melihat, tetapi mengalami dan memahami
bagaimana sebuah produk lahir, berkompetisi, dan bernilai.
Menariknya, model ini tidak membatasi kreativitas siswa pada produk makanan seperti yang umum terjadi. Melalui panduan berbasis tema, siswa justru didorong mengembangkan ide sesuai kompetensi keahlian mereka, baik teknik, desain, olahan, maupun layanan. Dengan begitu, kewirausahaan bukan hanya “jualan”, tetapi proses kreatif yang lahir dari penguasaan keahlian mereka sendiri.
Mendukung hal tersebut, webinar ini juga menampilkan integrasi proyek Early Warning System berbasis Internet Of Things (IoT), sebuah contoh nyata bagaimana kewirausahaan dapat berkembang dari kompetensi teknis siswa. Melalui proyek tersebut, siswa belajar merancang solusi berbasis teknologi IoT untuk memecahkan masalah di lingkungan sekitar misalnya sistem peringatan dini banjir, kebakaran, atau kondisi mesin. Integrasi ini menunjukkan bahwa kewirausahaan di SMK tidak terbatas pada produk makanan atau kerajinan, tetapi dapat berbentuk inovasi teknologi yang relevan dengan dunia industri.
Menurut Wandi, keunggulan utama pendekatan ini adalah
sifatnya yang holistik. Siswa bukan sekadar menghasilkan barang, tetapi juga
mempraktikkan riset, desain, pemasaran, pelayanan, hingga laporan keuangan semua
yang dibutuhkan seorang entrepreneur sejati. Pembelajaran seperti inilah yang
diyakini dapat membentuk pola pikir wirausaha sejak dini.
Model ini dirancang untuk siswa, namun keberhasilannya sangat bergantung pada peran guru. Karena itu, guru menjadi sasaran utama pemahaman dalam program ini. Setelah mengikuti pelatihan, guru diharapkan mampu membimbing siswa secara lebih terstruktur, kreatif, dan berorientasi pada proses. Model ini pun telah diujicobakan di SMK Negeri 2 Cimahi untuk melihat efektivitas penerapannya dalam pembelajaran.
Wandi selaku Widyaiswara BBPPMPV BMTI yang menjadi inisiator model pembelajaran ini berharap peserta webinar dapat mengimplementasikan model pembelajaran tersebut di sekolah. Dirinya meyakini model ini mampu melahirkan lulusan SMK yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memiliki karakter wirausaha yang kuat, mandiri, dan siap bersaing. ***Penulis Virgin JT, Editor Mira KS.